Tak Boleh Malu Menggunakan Bahasa Ngapak
Rangga Adi Saputra
– Tahukah anda di mana saja bahasa Ngapak-ngapak?. Bahasa Ngapak-ngapak
itu ada di pulau Jawa, khususnya ada di sebelah barat bagian Propinsi
Jawa Tengah yaitu daerah Banyumasan yang meliputi beberapa Kabupaten
seperti Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara dan masih banyak lagi yang belum saya sebutkan satu persatu.
Seorang ahli bahasa Belanda yang bernama, E.M. Uhlenbeck
telah mengumpulkan dialek-dialek yang di pakai di daerah-daerah
Banyumasan ini bagian barat Jawa Tengah di namakan rumpun bahasa Jawa
bagian barat. Nah, kalau di Jawa khususnya bagian tengah seperti Kota
Jogjakarta, Solo, Semarang, juga ada tersendiri sebutannya yaitu bahasa Bandekan.
Dialek Bandekan sendiri sangat jauh berbeda jika di bandingkan dengan
dialek Ngapak-ngapak. Kalo dialek Bandekan sering kali berahir di
belakang kalimat huruf “O”, sedangkan dialek Ngapak berahir dengan huruf
“A”, contohnya seperti menyebutkan nasi kalau dialek Bandek menyebutnya
“sego” akan tetapi kalau dialek Ngapak menyebutnya “sega”.
Saya
merasa prihatin dengan semakin majunya jaman banyak anak-anak yang dari
barat Jawa Tengah menggunakan bahasa-bahasa pergaulan yang lebih
modern. Bahkan bahasa Ngapak sekarang makin punah dan dilupakan. Kita
harus sadar padahal bahasa Ngapak-ngapak juga salah satu ciri khas
budaya yang perlu dilestarikan.
Bagi kita yang ada
di perantauan, sudah seharusnya generasi muda menggunakan bahasa
Ngapak-ngapak tanpa rasa malu dan gengsi. Siapa tahu dengan menggunakan
bahasa Ngapak-ngapak kita dapat menambah teman dan kekompakan sesama
orang Ngapak di perantauan.
Penulis sendiri adalah
orang asli Kebumen tidak malu menggunakan bahasa Ngapak-ngapak
tersebut. Rasanya, kalau tidak menggunakan bahasa Ngapak-ngapak ora
kepenak. Pengalaman penulis, banyak teman-teman yang mentertawakan, akan
tetapi hal itu membuat penulis banyak di kenal orang. Bersyukurlah kita
bahwa Negara Indonesia mempunyai aneka ragam bahasa, akan tetapi bahasa
kita tetap satu yaitu Bahasa Indonesia. Bhineka Tunggal Ika Tan Hana
Dharma Mangrwa yang artinya meskipun berbeda beda tapi tetap satu juga.
Sumber: http://kotaperwira.com
0 komentar:
Posting Komentar